Kala BIN House Suguhkan ‘Sekapur Sirih’ yang Penuh Warna
Sekapur sirih jadi suguhan sarat makna pada siapa pun yang bertandang. Lewat koleksi ‘Sekapur Sirih’ pula, BIN House menandai awal dari kreasi-kreasi di masa mendatang.
Sekapur sirih jadi sesuatu yang familiar buat pembaca buku. Bagian ini biasa terdapat pada awal bacaan. Sekapur sirih sesungguhnya jadi ritual penyambutan tamu.
Di balik gulungan daun sirih hijau yang segar, terdapat ungkapan keramahan dan ketulusan tuan rumah terhadap tamunya. BIN House mengambil ‘Sekapur Sirih’ sebagai tajuk koleksi yang dipamerkan dalam gelaran Jakarta Fashion Week (JFW) 2025.
“Dalam perjalanan kami, kami banyak inovasi. Proses kreatif itu kami melihat citra wanita Indonesia, apa yang mereka butuhkan saat ini. Budaya Indonesia kami bawa biar tetap hidup dan relevan. Ada sentuhan inovasi jahitan, finishing, penggunaan bahan ramah lingkungan,” ujar Josephine Komara yang akrab disapa Obin, pendiri jenama BIN House, dalam konferensi pers jelang pertunjukan di Pondok Indah Mall 3, Kamis (24/10).
Pertunjukan dimulai dengan look kebaya oversized berwarna merah cerah, diikuti dengan parade busana pria. Busana pria disajikan dalam warna biru, kuning, merah marun, hitam serta cokelat.
Siluetnya tak melulu kemeja. Ada pun luaran, atasan bersiluet beskap tanpa lengan, dan siluet surjan. Jenama ini juga tak melupakan harem pants, celana dengan garis tengah cukup panjang.
Dari busana pria, berlanjut ke busana wanita. Obin seolah tak ingin terikat dengan siluet-siluet kebaya konvensional dan cara berkain biasa.
Terdapat siluet blus kerah ‘Shanghai’ tanpa lengan, siluet baju kurung dengan kerah tinggi, luaran dengan bentuk ‘puff‘ bertekstur, juga kebaya encim dengan hoodie.
Sementara untuk bawahan, BIN House menyematkan ragam kain, mulai dari kain sutera bermotif batik klasik, motif geometris nan modern, juga kain tenun. Semua kain dibuat dari nol sehingga ada kebebasan untuk berkreasi dengan potongan dan tekstur.
Koleksi dibawakan dengan asyik plus penuh ekspresi oleh para model sehingga look terlihat ‘funky‘, muda, dan menyenangkan.
Tak berselang lama, suasana berganti jadi agak lebih tenang dan sedikit serius di mana tampilan cukup banyak mengadopsi siluet busana tradisional.
Diawali dengan tampilan serba putih yang kalem dan mendayu, koleksi tak terlihat membosankan berkat sentuhan warna ‘bold‘ seperti hitam, merah, dan biru.
Terdapat siluet kebaya kutubaru, qipao atau cheongsam lengkap dengan kancing di dada, juga kebaya janggan. Selain itu, ada siluet-siluet yang hadir tanpa lengan seperti blus, blus halter neck, dan drapery blus.
Meski banyak mengambil siluet pakaian tradisional, Obin tetap memberikan ‘twist‘, misalnya kebaya kutu baru dengan panjang asimetris, luaran blazer, garis leher yang diberi tekstur, dan lengan yang dibuat lebar, juga selendang konvensional yang diganti dengan kain bertekstur yang disematkan di lengan.
“Kain atau baju it’s not only what we wear, tapi cara kita pakai,” ujar Obin.
Jangan Lewatkan Juga :
Leave a Comment